19 Des 2010

Menjawab Finah "Nabi Muhammad menikahi Aisyah saat berumur 7 atau 9 tahun"

Nabi memang seorang yang gentleman. Dan dia tidak menikahi gadis polosberumur 7 atau 9 tahun. Umur Aisyah telah dicatat secara salah dalamliteratur hadist. Lebih jauh, Saya pikir bahwa cerita yang menyebutkanhal ini sangatlah tidak bisa dipercaya. Beberapa hadist (tradisi Nabi)yang menceritakan mengenai umur Aisyah pada saat pernikahannya denganNabi, hadist-hadist tsb sangat bermasalah. Saya akan menyajikan beberapabukti melawan khayalan yang diceritakan Hisyanm ibnu `Urwah dan untukmembersihkan nama Nabi dari sebutan seorang tua yang tidak bertanggungjawab yang menikahi gadis polos berumur 7 tahun.



BUKTI #1: PENGUJIAN THD SUMBER

Sebagaian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak dihadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yangmencatat atas otoritas dari Bapaknya,Yang mana seharusnya minimal 2 atau3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa tak adaseorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal, sampaiusia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataan adanyabanyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibn Anas,tidak menceritakan hal ini.Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, dimana Hishamtinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.

Tehzibu'l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisicatatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : "Hisham sangat bisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apayang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq " (Tehzi'bu'l-tehzi'b, IbnHajar Al-`asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol 11,p.50).

Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayatHisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: " Saya pernah dikasih tahubahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq"(Tehzi'b u'l-tehzi'b, IbnHajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turathal-Islami, Vol.11, p. 50).

Mizanu'l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup padaperiwayat hadist Nabi saw mencatat: "Ketika masa tua, ingatan Hishammengalami kemunduran yang mencolok" (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi,Al-Maktabatu'l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).

KESIMPULAN: berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah jelekdan riwayatnya setelah pindha ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya,sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidak kredibel.

KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal pentingdalam sejarah Islam:

pra-610 M: Jahiliya (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu610 M: turun wahyu pertama AbuBakr menerima Islam613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat615 M: Hijrah ke Abyssinia.616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah

BUKTI #2: MEMINANG

Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and Ibn Sad),Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga pada usia 9tahun.

Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakr (4orang) dilahirkan pada masa jahiliyah dari 2 isterinya " (Tarikhu'l-umamwa'l-mamlu'k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50, Arabic, Dara'l-fikr,Beirut, 1979).

Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tangga tahun623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyah dilahirkanpada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyah seharusnyadilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa jahiliyah usai (610 M).

Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saat jahiliyah. JikaAisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnya minimal Aisyah berumur14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabari mengalami kontradiksidalam periwayatannya.

KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.

BUKTI # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah

Menurut Ibn Hajar, "Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangun kembali,ketika Nabi saw berusia 35 tahun... Fatimah 5 tahun lebih tua dariAisyah " (Al-isabah fi tamyizi'l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani, Vol. 4,p. 377, Maktabatu'l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).

Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkanketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usiaNabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.

KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbal kontradiksisatu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyah menikah usia 7tahun adalah mitos tak berdasar.

BUKTI #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma'

Menurut Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd: "Asma lebih tua 10 tahundibanding Aisyah (Siyar A`la'ma'l-nubala', Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289,Arabic, Mu'assasatu'l-risalah, Beirut, 1992).

Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]"(Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikral-`arabi, Al-jizah, 1933).

Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73 H,dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, dia meninggal10 atau 20 hari kemudian, atau bebrapa hari lebih dari 20 hari, atau 100hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 hari kemudian. Padawaktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayah wa'l-nihayah,Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al- jizah, 1933)

Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: "Asma hidup sampai 100 tahun danmeninggal pada 73 or 74 H." (Taqribu'l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p.654, Arabic, Bab fi'l-nisa', al-harfu'l-alif, Lucknow).

Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dari Aisyahberselisuh usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahun dia tahun73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (622M).

Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyah berumahtangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi, Aisyah,berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyah berumahtangga.

Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd, usiaAisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19 atau 20tahun.

Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dan dalambukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri dengan pernyataannyausia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ? 12 atau 18..?

kesimpulan: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.

BUKTI #5: Perang BADAR dan UHUD

Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badr dijabarkandalam hadist Muslim, (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Babkarahiyati'l-isti`anah fi'l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketika menceritakansalah satu moment penting dalam perjalanan selama perang Badar,mengatakan: "ketika kita mencapai Shajarah". Dari pernyataan ini tampakjelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar. Sebuah riwayatmengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatat dalam Bukhari(Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab Ghazwi'l-nisa' waqitalihinnama`a'lrijal): "Anas mencatat bahwa pada hari Uhud,Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Sayamelihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkan sedikitpakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanan tsb]."

Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perangUhud and Badr.

Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu'l-maghazi, Bab Ghazwati'l-khandaq wahiya'l-ahza'b): "Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidak mengijinkandirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, Ibnu Umar berusia14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15 tahun, Nabimengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb."

Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 years akandipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perangm, dan (b) Aisyahikut dalam perang badar dan Uhud

KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelasmengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapiminimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikutmenemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untukmembantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan buktilain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.

BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)

Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapansebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyahtercatat mengatakan hal ini: "Saya seorang gadis muda (jariyah dalambahasa arab)" ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari,kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha'wa amarr).

Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelumhijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwasurat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulai berumahtanggadengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M, Aisyah masih bayiyang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat Surah Al-Qamar diturunkan.Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwa Aisyah adalah gadismuda, bukan bayi yang baru lahir ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyahberarti gadis muda yang masihsuka bermain (Lane's Arabic English Lexicon). Jadi, Aisyah, telahmenjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telah berusia 6-13 tahun padasaat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karean itu sudah pasti berusia14-21 tahun ketika dinikah Nabi.

Kesimpulan: riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yangberusia 9 tahun.

BUKTI #7: Terminologi bahasa Arab

Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteripertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehatiNabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepada nya ttg pilihan yang adadi pikiran Khaulah. Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi seorang gadis(bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)". Ketika Nabibertanya ttg identitas gadis tsb (bikr), Khaulah menyebutkan nama Aisyah.

Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa kata bikrdalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9 tahun.Kata yang tepat untuk gadis belia yangmasih suka bermain-main adalah,seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain, digunakanuntuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punya pertautanpengalaman dengan pernikahan, sebagaiaman kita pahami dalam bahasaInggris "virgin".Oleh karean itu, tampak jelas bahwa gadis belia 9 tahun bukanlah"wanita" (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol. 6, p. .210,Arabic, DarIhya al-turath al-`arabi, Beirut).

Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadist diatasadalah "wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalampernikahan." Oleh karean itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa padawaktu menikahnya.

BUKTI #8. Text Qur'an

Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kita perlumencari petunjuk dari Qur'an untuk membersihkan kabut kebingungan yangdiciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenai usiaAisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarangpernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?

Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan seperti itu.Ada sebuah ayat , yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalam mendidikdan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur'an mengenai perlakuan anakYatim juga valid doaplikasikan ada anak kita sendiri sendiri. Ayat tsbmengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belumsempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yangdijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja danpakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-katayang baik. (Qs. 4:5) Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umuruntuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas(pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada merekaharta-hartanya. ?? (Qs. 4:6)

Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslimdiperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian, (c)mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan "sampai usiamenikah" sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.

Disini, ayat Qur'an menyatakan ttg butuhnya bukti yang teliti terhadaptingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil test yangobjektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakan pengelolaanharta-harta kepada mereka.

Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun dari muslimyang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaan keuanganpada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisamempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan,Gadis tsb secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupun fisikuntuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33 and 99)menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarik untukbermain dengan mainannya daripada mengambi tugas sebagai isteri. Olehkarean itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa AbuBakar,seorangtokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih belia berusia 7 taundengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama sulitnya untuk membayangkanbahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.

Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya. Marilahkita memunculkan sebuah pertanyaan," berapa banyak di antara kita yangpercaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasil memuaskansebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?" Jawabannya adalah Nolbesar. Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anakkita dengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalubagaimana mana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secarasempurna pada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?

AbuBakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kita semua,Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seorang anak-anakyang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur'an. Abu Bakartidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuah proposalpernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secara memuaskan datangkepada Nabi, Beliau akan menolak dengan tegas karean itu menentanghukum-hukum Quran.

Kesimpulan: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentang hukumkedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karean itu, Cerita pernikahanAisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.

BUKTI #9: Ijin dalam pernikahan

Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agar pernikahanyang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah, translation byJames Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami, persetujuan yang kredibledari seorang wanita merupakan syarat dasar bagi kesyahan sebuah pernikahan.

Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikan olehgadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasi sebagaivaliditas sebuah pernikahan.

Adalah tidak terbayangkan bahwa AbuBakr, seorang laki-laki yang cerdas,akan berpikir dan mananggapi secara keras ttg persetujuan pernikahangadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-laki berusia 50 tahun.

Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dari seoranggadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-main denganbonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.

kesimpulan: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karena akantidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami ttg klausapersetujuan dari pihak isteri. Oleh karean itu, hanya ada satukemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secaraintelektual maupun fisik.

SUMMARY:

Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan atau laki-lakiyang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahan Rasulullah sawdan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arab tidak pernhakeberatan dengan pernikahan seperti ini, karean ini tak pernah terjadisebagaimana isi beberapa riwayat.

Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun oleh Hisham ibn`Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dan kontradisksi denganriwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasan yang nyata untukmenerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaran ketika para pakarlain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hisham ibn `Urwah selama diIraq adalah tidak reliable. Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslimmenunjukkan mereka kontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagiAisyah. Lebih jauh, beberapa pakar periwayat mengalami internalkontradiksi dengan riwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah9 tahun ketika menikah adalah tidak reliable karean adanya kontradiksiyang nyata pada catatan klasik dari pakar sejarah Islam.

Oleh karean itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima dan mempercayaiusia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenaran disebabkancukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb dan lebih layakdisebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur'an menolak pernikahangadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layak membebankankepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.

sumber :The Ancient Myth ExposedBy T.O. Shanavas , di Michigan.? 2001 Minaretfrom The Minaret Source: http://www.iiie.net/

Tidak ada komentar: