Secara zahir, bahwa syetan itu mencuri berita dari langit memang disebutkan dalam Al-Quran Al-Kariem sendiri. Silahkan Anda buka surat Al-Hijr ayat 16-18.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang, dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk, kecuali syaitan yang mencuri-curi yang dapat didengar lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang. (QS. Al-Hijr : 16-18)
Namun ayat ini tidak bermakna Allah SWT itu bisa kecurian karena lemah atau lengah. Melainkan bahwa syetan berusaha mencari tahu taqdir yang akan terjadi dengan cara mencuri-curi, yaitu dengan mencuri dengar berita dari langit. Dimana ketetapan itu dibawa oleh para malaikat yang mulia. Dan karena hanya sekedar `nguping` yang tidak sempurna, maka informasinya pun tidak terlalu jelas. Apalagi ditambah dengan seratus kebohongan sebagaimana hadits berikut ini.
Kemampuan para syetan ini sebenarnya sangat terbatas sekali. Dan bila Allah SWT menghendaki, mereka pun tidak akan mendapatkan informasi apa-apa. Namun bila sampai bisa mendapatkan secuil informasi, tentu saja itu bagian dari fasilitas yang Allah SWT berikan kepada mereka dalam rangka menyesatkan manusia.
Fasilitas ini termasuk wajar kalau kita bandingkan dengan fasilitas bisa hidup sampai hari kiamat bagi Iblis. Padahal kita tahu hidupnya Iblis sampai kiamat itu dalam rangka kufur kepada Allah SWT juga, bukan ? Namun memang demikian sinario dari Tuhan Maha Adil dan Maha Tahu atas segala sesuatu.
Tugas kita adalah mempertahankan diri dari godaan si Iblis dan menolak mentah-mentah apapun ramalan yang datang dari mulut siapapun, karena ujung-ujungnya adalah kobohongan dan kedustaan belaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar