Harus dicermati bahwa kalimat itu tidak menyebutkan bahwa roh itu adalah Allah SWT. Yang benar adalah ruh dari Allah SWT. Ada kata ‘dari’ yang maknanya sumbernya atau asalnya atau penciptanya adalah Allah SWT.
Jelas tidak bisa dipahami bahwa kalimat ‘ruh dari Allah’ itu maknanya adalah bahwa ruh itu adalah Allah. Yang benar adalah bahwa ruh itu berasal dari Allah SWT. Atau ruh itu asalnya dari pemberian Allah SWT. Atau ruh itu diciptakan oleh Allah SWT.
Ada banyak sekali kata dalam Al-Quran Al-Kariem yang menyebutkan sesuatu itu dari Allah SWT. Dan maknanya jelas bukan berarti bahwa sesuatu itu adalah Allah.
Misalnya rezeqi dari Allah SWT, maknanya adalah bahwa rezeki itu bersumber atau pemberian Allah SWT, bukan rezeki itu adalah Allah SWT. Adalagi katakata ‘marah dari Allah SWT’, apakah artinya marah itu adalah Allah SWT atau Allah SWT itu adalah marah ? Tentu tidak bukan ?
Nabi Isa adalah hamba Allah SWT sebagaimana secara tegas Al-Quran Al-Kariem menyebutkannya.
Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku shalat dan zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".(QS. Maryam : 30-33)
Nabi Isa juga bukan anak Allah SWT, hal itu sudah secara tegas disampaikan Al-Quran Al-Kariem
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?(QS. At-Taubah : 30)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar